Minggu, 18 Maret 2012

FILSAFAT KENABIAN DAN KERASULAN

Kata Nabi berasal dari kata kerja (fi’l) bahasa Arab nabba’a-yunabbi’u yang berarti memberi kabar. Kata Nabi dipetik dari kata nabiyyun dalam bahasa Arab yang berkedudukan sebagai kata benda pelaku perbuatan (isim fa’il) yang berarti orang yang membawa kabar atau berita. Dari kata nabi yang bermakna harfiah sebagai pembawa berita ini kemudian digunakan dalam istilah agama sehingga nabi berarti orang yang diutus Tuhan untuk menyampaikan berita dan pelajaran dari Tuhan untuk manusia. Karena nabi itu pembawa berita dari Tuhan, maka dikenal pula istilah rasul yang secara harfiah berarti utusan. Rasul berarti utusan Allah. Seorang Rasul pasti seorang Nabi, ia pilihan Tuhan yang bertugas menyampaikan ajaran-Nya kepada umat manusia. Rasul adalah manusia biasa. Ia tidak dipertuhankan.

Nabi dan Rasul mengemban enam tugas utama sebagai berikut :
  1. Memberikan petunjuk kepada manusia agar manusia mengetahui Allah (ma’rifatullah); menyampaikan sifat-sifat Allah yang dapat memudahkan manusia memahami ke-Maha Esaan-Nya, dengan cara paling mudah.
  2. Menyampaikan berita bahwasannya Allah mengancam manusia yang tidak taat kepada-Nya dan memberi kabar gembira bagi mereka yang mentaati-Nya (al-wa’du wa al-wa’id)
  3. Mengajarkan akhlak yang mulia kepada manusia yang berguna bagi diri manusia itu sendiri dan bagi sesamanya, seperti sifat jujur, tidak berdusta, dermawan, dan sebagainya.
  4. Mengajarkan tata cara mengagungkan Allah serta menunaikan kewajiban yang dibebankan Allah kepada manusia, dan beribadah kepada-Nya dalam berbagai bentuknya secara sempurna.
  5. Menetapkan ketentuan-ketentuan hukum (hudu’d) dan kaidah-kaidah yang harus dipatuhi seseorang dalam hubungannya dengan sesamanya, seperti ketentuan hukum berzina, pembunuhan, dan sebagainya. Ketentuan-ketentuan tersebut bertujuan menegakkan keadilan yang dapat menjamin keamanan negeri dan penduduknya. Dalam hubungannya dengan tugas tersebut, nabi dan rasul berfungsi sebagai hakim atau Pembuat hukum.
  6. Menjelaskan cara-cara yang benar apa yang mesti ditempuh manusia dalam kehidupan duniawinya, seperti keharusan aktif bekerja, dan melaksanakan berbagai bentuk kebajikan.

Umat manusia ada di dalam lembah kegelapan manakala Muhammad dilahirkan. Ketika lahir kerasulan Muhammad, ada dua kerajaan besar yang menguasai sebagian besar umat manusia : Kerajaan Romawi dan Persia. Kerajaan Romawi menguasai sebagian besar bangsa-bangsa Barat. Kerajaan Persia menguasai sebagian besar Timur. Kedua kerajaan tersebut dikuasai oleh para pemimpin yang suka menumpuk kehormatan dan kekayaan material, sementara rakyatnya dibiarkan dalam kesengsaraan dan kelaliman. Rakyat dibebani pajak yang tinggi tanpa belas kasihan para penguasanya. Pembunuhan pun terjadi di sana sini. Rakyat ada dalam keadaan rasa takut.
Dalam situasi inilah Nabi Muhammad diutus Allah. Ia berasal dari kelompok suku bangsa Arab yang terpandang dan paling dihormati pada zamannya. Sejarah membuktikan bahwa kelahiran Nabi Muhammad membawa kedamaian dan kemajuan umat manusia pada zamannya serta mengilhami kedamaian dan kemajuan umat manusia dalam berbagai bidang kehidupan umat manusia.
Melihat kenyataan sejarah seperti terlukiskan di atas, kelahiran dan kerasulan Muhammad saw, dijazirah Arab adalah suatu kemestian sejarah-sejarah dengan kehendak Tuhan. Kelahirannya di Mekah, dan dakwahnya di Mekah yang kemudian dilanjutkan di Madinah adalah suatu hal yang sesuai pula dengan situasi dan kondisi zamannya yang memberi kemungkinan yang amat besar untuk menjadikan Islam yang dibawanya menjadikan agama dunia yang universal.
Nabi Muhammad telah mempersiapkan suatu tatanan masyarakat baru dengan seperangkat peraturan perundang-undangannya dan pranata-pranata sosial yang memungkinkan berkembangnya suatu masyarakat sesuai dengan alur oerkembangannya sejarah umat manusia. Suatu indikator sesuai dengan universalitas agama yang didakwahkannya. Di sini pun dapat dinyatakan bahwa kelahiran Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Terakhir (kha’tam al-anbiya’ wa al-mursali’n) merupakan kehendak Ilahi, kehendak sejarahnya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates